Lelah
Ketik, delete. Ketik, delete.
Rasanya sulit mengungkapkan rindu pada manusia keparat yang sudah berani mencipta kenangan di kepala. Bayangnya berkali-kali lewat, tanpa permisi dan nyaris tanpa henti.
Bahkan ditengah riuhnya jalan kota yang sedang ku lalui, dengan arloji yang menunjukkan tiga puluh menit lagi aku akan terlambat menuju meja kerjaku, bayangnya masih tidak mau pergi.
Aku tidak tau kenapa, sudah sekian ribu menit dia meninggalkanku tetapi bayangnya kini kembali menghampiri lagi.
Getir kerap kali ku rasa ketika aku melewati titik kota yang sempat ku pakai untuk menghabiskan waktu bersamanya. Ya, menghabiskan waktu karena kita tau saat itu kita harus segera berpisah.
Kala itu, sempat tersbersit tanya dalam benak kita berdua. Kenapa kita harus dipertemukan bila pada akhirnya secepat itu kita harus dipisahkan?
Walaupun sebenarnya saat itu kita punya pilihan untuk bertahan, tapi aku dan dia memang tidak mengambil pilihan itu.
Mungkin itu karena aku yang terlampau licik dan dia yang terlampau picik. Entahlah.
Kini kita sudah tidak pernah lagi saling sapa, meski sebelumnya kita pernah menggenggam begitu dalam dengan rasa.
Tak ada lagi cerita, meski pada malam-malam sebelumnya kita tidak pernah berhenti saling berbagi rasa.
" Hei, apakah kau tidak rindu dengan kita?" mungkin jika aku bertanya begitu, kau akan memaki-maki ku dengan seribu umpatan, atau kau langsung memilih pergi karena mengganggap aku manusia teraneh di dunia.
Ya, ya, aku tau.
Akulah penyebab kau pergi, dengan keputusanku yang tidak ada lagi.
Karena ketidakberanianku untuk mengikut isi hati, dan kau disana mungkin tertawa bahagia karena berhasil membuatku menjadi manusa yang menyesal seumur hidupku.
Bangga sekali menjadi wanita itu, dia yang berhasil kau ratukan, yang andai pada saat itu aku memilihmu, akulah yang berada disana sekarang! Oh, atau bisa jadi tidak juga?
Tapi satu hal saja yang aku ingin kau tau, sebenar benarnya rasa, hati, itu hanya tersimpan di hati dan kepalaku, juga dari kata-kata yang kulahirkan kerap kali aku merindukanmu!

Komentar
Posting Komentar