Ijinkan Satu Tatap Saja

Terlalu naif jika aku meminta kedua tatap itu kembali hadir di hadapanku. Bahkan rasanya pun terlalu pahit jika aku harus kembali menggerus ingatanku terhadap sepasang mata itu beserta kenangan yang mengikuti bersamanya. 

Berkali-kali aku mencoba mengubur sosokmu, berkali-kali pula aku mencoba melawan hatiku bahwa 'kau hanyalah ketidaksengajaan yang tak perlu ku teruksan lagi keberadaannya dalam hatiku'. Nyatanya, semua kata, semua hal yang ku kira dapat menghapus rasa ini ia tetap kalah dengan sosokmu yang entah.. aku sendiri tidak tahu kau singgah dihidupku, hatiku, ragaku yang mana hingga aku sulit untuk menghapusnya. 

Dan, kali ini.. 

Aku benar-benar rindu semua tentangmu, semua kenangan kita yang aku tidak peduli kala itu kau menganggapnya apa. Tapi satu yang kurasa, hatimu berbeda. Apa yang ada di hatimu sampai di hatiku dan ia tinggal selamanya disana. 

Jika aku bisa meminta, aku ingin berada di ruang kosong tanpa ada apapun di dalamnya melainkan hanya kau dan aku disana. Persetan, dengan semua keadaan kita saat ini namun, sekali saja. Dan andai kesempatan itu ada, aku ingin mengungkap.. 

"Aku ingin engkau tau, betapa sebenarnya aku mencintaimu, betapa aku sangat bahagia saat aku menghabiskan waktu denganmu, namun kau perlu tau betapa sulitnya kala itu aku memilihmu. Aku tidak memintamu kembali kepadaku, sama sekali tidak! Karena banyak ketidakmungkinan yang harus kita lawan dari logika seorang manusia. Aku hanya ingin engkau tau, bahwa kala itu dan hingga detik ini, aku masih mencintaimu. Jika kau menertawai peraasaanku, dan mengatakan bahwa 'kita' itu tak pernah ada begitu juga dengan rasamu, sama sekali aku tidak peduli! Bahkan jika semua hal yang pernah kita lalui hanyalah sebatas lelucon bagimu, kau sangat hebat! Kau sangat hebat karena telah mampu memanipulasi itu semua dan sama sekali aku tak akan menyesal akan hal itu."

Hanya itu saja yang inginku katakan, semoga semua itu bisa sampai kepadamu tanpa harus merusak kehidupanmu dan kehidupanku yang baru.